Setiap daerah di Indonesia selalu memiliki ciri khas yang menyimbolkan budaya yang berkembang di daerah tersebut. Ciri khas tersebut bisa saja berbentuk makanan khas, kesenian, hingga rumah adat. Salah satu contohnya adalah rumah betawi yang memiliki ragam jenis rumah adat.
Di balik pembangunan dan ornamennya, biasanya memiliki makna-makna filosofis yang erat kaitan dengan sejarah dan kehidupan. Rumah adat betawi sendiri dikenal dengan nama rumah kebaya, namun selain rumah kebaya, ada juga rumah panggung, rumah gudang, dan rumah joglo.
Yuk simak ulasan selengkapnya di bawah ini,
1. Sejarah Rumah Adat Betawi
Sebelum membahas sejarah rumah adat Betawi, ada baiknya jika Anda mengetahui sejarah keberadaan masyarakat Betawi terlebih dahulu. Hal ini karena erat kaitannya dengan asal usul rumah betawi. Betawi sendiri berasal dari kata Batavia yang merupakan sebutan atau nama Jakarta pada zaman dahulu.
Betawi sendiri merupakan salah satu etnis di Indonesia yang keberadaannya baru muncul setelah sensus penduduk pada saat kolonial Belanda tahun 1930. Etnis betawi sendiri didefinisikan sebagai masyarakat yang mendiami atau bertempat tinggal di Jakarta. Asal usul dari etnis betawi sebenarnya gabungan dari berbagai suku di penjuru Indonesia, seperti Jawa, Sunda, Bali, Makassar yang dahulu di datangkan oleh pemerintah Belanda. Hasil pernikahan antar suku yang mendiami Jakarta inilah yang akhirnya menjadi cikal bakal masyarakat Betawi.
Rumah adat betawi sendiri merupakan akulturasi budaya dari masyarakat yang pernah mendiami wilayah Jakarta. Pengaruh tersebut berasal dari budaya lokal dan internasional. Pengaruh budaya lokal sendiri meliputi dari budaya Jawa dan Sunda. Pengaruh ini terlihat dari bentuk rumah khas Betawi yang mirip rumah Joglo dari Jawa dan rumah panggung dari Sunda. Selain itu, pengaruh internasional seperti Cina, Eropa dan Arab yang terlihat dari ornamen-ornamen pembentuk rumah seperti ornamen pada pintu dan jendela.
2. Inspirasi Teras Rumah Adat Betawi
Rumah adat betawi sendiri memiliki karakteristik yang khas. Ciri khas dari rumah ini adalah dilihat dari teras rumah yang luas. Teras tersebut berguna untuk menjamu tamu dan menjadi tempat bersantai keluarga. Berbeda dengan rumah modern di mana ruang keluarga biasanya ada di dalam rumah, tetapi di rumah adat Betawi, teras luar inilah tempat favorit keluarga untuk bersenda gurau.
Di teras, terdapat kursi bale-bale dari rotan, bambu, atau kayu jati yang disebut amben. Lantai teras diberi nama gejogan, yang memiliki simbol penghormatan kepada tamu.
Bagi masyarakat Betawi, gejongan ini dianggap sakral atau keramat, karena berhubungan langsung dengan tangga masuk bernama balaksuji, yakni penghubung rumah dengan area luar. Jika dilihat dari letak dan ukuran teras, rumah harga Rp700 juta di Bekasi ini bisa dijadikan model rumah betawi yang memiliki lahan yang luas.
Teras yang luas pada rumah adat betawi ternyata memiliki makna filosofis dibaliknya. Teras atau pendopo rumah adat betawi memiliki makna keterbukaan pemilik rumah dalam menyambut orang baru dan tamu yang datang ke rumah. Selain itu, masyarakat Betawi juga terkenal akan pluralisme yang mana dapat menghargai perbedaan suku maupun agama.
Hal ini tidak mengherankan karena asal usul masyarakat betawi yang berasal dari percampuran suku bangsa di Indonesia. Selain itu, pagar rumah yang mengelilingi rumah adat betawi juga memiliki filosofis lain. Pagar bagi rumah adat betawi adalah penghalang hal-hal negatif dari luar rumah, agar tidak masuk ke rumah.
Masyarakat Betawi juga membuat sumur di depan rumah dan pemakaman yang berada di samping rumah. Keberadaan makam di samping rumah merupakan salah satu tradisi lawas masyarakat Betawi. Dari sinilah terkenal jika masyarakat betawi selalu memiliki tanah yang luas.
3. 4 Jenis Rumah Adat Betawi
Rumah adat Betawi yang tercatat secara resmi adalah rumah kebaya. Namun, selain rumah kebaya, ada beberapa jenis rumah adat betawi lainnya yang masih merupakan satu kesatuan budaya betawi. Jenis-jenis rumah adat betawi lainnya meliputi rumah panggung, rumah gudang, dan rumah joglo.
Walaupun tidak tercatat sebagai rumah adat betawi resmi, namun keberadaannya tetap diakui dan tetap dilestarikan sebagai salah satu warisan budaya betawi. Perbedaan jenis rumah adat betawi ini dipengaruhi oleh faktor lokasi dan budaya yang berkembang di sekitarnya. Berikut ini merupakan penjabaran lebih jelas bagi masing-masing jenis rumah adat betawi.
A. Rumah Kebaya
Tidak banyak yang tahu, jika rumah adat betawi yang resmi diakui adalah rumah kebaya. Sekilas namanya terdengar seperti jenis pakaian nasional. Namun, tahukah Anda mengapa rumah ini disebut sebagai Rumah Kebaya? Disebut dengan Rumah Kebaya karena bentuk atap yang menyerupai pelana yang dilipat dan apabila dilihat dari samping maka lipatan-lipatan tersebut terlihat seperti lipatan kebaya.
Nama Rumah Kebaya memang tidak terlalu populer, jika dibandingkan dengan rumah adat betawi lainnya seperti rumah Joglo. Pada rumah adat betawi, dan salah satunya rumah kebaya, masyarakat betawi biasanya membagi bagian rumah menjadi dua bagian. Yaitu rumah untuk semi publik (umum) dan pribadi. Area semi publik terletak pada bagian depan seperti teras dan ruang tamu. Kedua ruangan tersebut bisa leluasa datang dan duduk.
Sedangkan, untuk area pribadi terletak di belakang seperti ruang makan, kamar tidur, dapur, dan pekarangan belakang. Area ini hanya boleh dilihat oleh orang-orang dekat dari pihak pemilik rumah. Rumah Kebaya juga memiliki kamar tamu, yang disebut paseban. Kamar ini didesain indah untuk menghormati tamu yang menginap. Pintu diberi ukiran. Tepi atap diberi renda seperti kebaya. Jika tamu tidak ada, paseban ini juga bisa menjadi tempat ibadah.
B. Rumah Panggung
Jika Anda pernah mengunjungi atau melihat rumah Si Pitung, inilah jenis rumah panggung yang dimaksud. Rumah adat betawi ini biasanya ditemukan pada daerah pesisir pantai. Rumah ini dibuat dengan mengikuti kondisi lingkungan sekitar, yang mana jika terjadi laut pasang dan memasuki daerah pemukiman, rumah tidak akan terendam.
Materi bangunan yang digunakan pada jenis rumah adat betawi ini sebagian besar menggunakan materi kayu. Selain mudah untuk dibentuk, materi kayu merupakan salah satu materi yang paling mudah untuk ditemukan bagi masyarakat pada zaman dahulu.
Pada jenis rumah adat betawi ini dapat ditemukan ornamen-ornamen khas betawi yang sederhana namun unik. Bentuk ornamen tersebut berbentuk ukiran yang berbentuk geometris seperti belah ketupat, segi empat, hingga lingkaran. Ornamen ukiran ini dapat ditemukan pada daun pintu, jendela rumah, dan bagian rumah lainnya.
C. Rumah Gudang
Jika memperhatikan sejarah keberadaan rumah adat betawi yang telah dijelaskan pada pembahasan sebelumnya. Terdapat aturan yang hanya memperbolehkan masyarakat membangun rumah di area pedalaman dan pesisir pantai, dan rumah gudang ini adalah salah satu jenis rumah yang ditemukan pada area pedalaman.
Rumah adat betawi jenis Gudang ini biasanya memanjang berbentuk persegi panjang. Struktur rumah adat betawi jenis ini memiliki bentuk atap yang berbentuk pelana dengan ornamen perisai dan jurai. Selain itu, struktur kuda-kuda digunakan sebagai struktur atap pada jenis rumah adat ini.
Rumah ini memiliki dua bagian rumah yang membagi fungsi masing-masing ruangan. Bagian depan digunakan untuk menerima tamu, dan bagian tengah digunakan untuk dapur dan ruang tidur. Rumah jenis ini tidak memiliki bagian belakang, yang mana ruangan pada bagian belakang digabung dengan ruang bagian tengah.
D. Rumah Joglo
Bagi sebagian orang mungkin menganggap rumah adat betawi jenis Joglo dan kebaya terlihat sama. Kendati sekilas keduanya serupa, namun jika dilihat secara seksama, keduanya sangatlah berbeda. Salah satu perbedaannya terlihat dari atap rumah. Rumah Joglo atapnya tidak menyerupai pelana layaknya lipatan, tetapi menyerupai seperti perahu terbalik.
Walaupun memiliki nama yang sama dengan rumah adat Jawa Tengah, namun terdapat perbedaan yang cukup mencolok dari rumah Joglo khas betawi ini. Yaitu pada rumah adat betawi Joglo tidak memiliki tiang penyangga atau bagi masyarakat Jawa dikenal dengan nama soko.
Rumah adat betawi ini memanjang dan berbentuk bujur sangkar. Selain itu, rumah ini terbagi menjadi tiga bagian ruangan yang meliputi ruang depan, ruang tengah dan ruang belakang. Ruang depan difungsikan untuk menerima tamu, ruang tengah dipergunakan sebagai area pribadi yang terdiri dari ruang tidur dan ruang berkumpul keluarga. Sedangkan ruang belakang dipergunakan sebagai kamar mandi dan dapur.
Dengan bentuk dan luas rumah yang bisa dibilang cukup luas, rumah adat betawi jenis Joglo ini biasanya dimiliki oleh masyarakat dengan status sosial yang tinggi. Rumah ini juga biasanya dibangun dengan material kayu berkualitas tinggi. Jenis rumah ini juga biasanya terletak bukan di pinggiran kota.
4. Karakteristik Ruangan Rumah Adat Betawi
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, karakteristik rumah adat betawi biasanya terbagi menjadi beberapa ruang yang memiliki kegunaan dan fungsi yang berbeda-beda. Pembagian tersebut juga biasanya memiliki nilai filosofi yang dipercayai oleh masyarakat betawi. Berikut ini merupakan beberapa karakteristik ruangan pada rumah betawi.
Bagaimana tertarik untuk memiliki desain rumah betawi seperti di atas?
Yuk segera hubungi Alindra Desain dan klik Order Jasa.
Jangan lupa baca inspirasi desain lainnya di Blog kami yah
sumber : rumah.com